Sabtu, 31 Mei 2008

Kanker Serviks Akibat Sifat Hedonistik

BANDUNG, (PR).-

Kanker leher rahim (serviks) merupakan penyakit yang menyebabkan kematian perempuan nomor satu di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah pola hidup manusia yang bersifat hedonistik. Ada pun faktor utama dari pemicu gaya hidup seperti itu adalah media yang kini mampu menghubungkan manusia di seluruh dunia.

"Untuk terhindar dari kanker serviks, kita harus menjalani pola hidup yang benar. Kaum muda yang saat ini cenderung menggandrungi hal-hal yang berbau negatif dalam pergaulan, harus segera diberi penyuluhan agar kembali ke jalan yang benar. Diperlukan media yang edukatif untuk membantu mewujudkan hal itu," tutur Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, dr. Hanny Ronosulistyo, Sp.O.G.M.M. dalam acara "One Hope- Think, Hope, Act, Against Cervical Cancer Now, yang digelar Himpunan Mahasiswa Humas Fikom Unpad di Kadin Louge, Dago Plaza, Kota Bandung, Minggu (25/5). Dalam acara tersebut turut hadir artis sekaligus duta kanker serviks Dewi Lestari.

Perilaku yang memiliki resiko pemicu kanker serviks adalah aktivitas seksual di bawah 18 tahun, berganti pasangan, infeksi menular seksual, banyak anak, merokok, stres, dan lainnya. Semua perilaku tersebut merupakan perwujudan dari gaya hidup hedonistik yang sangat mengutamakan materi dan kesenangan duniawi saja.

Dapat dicegah

Menurut Divisi Onkologi Ginekologi Bagian Obstetri & Ginekologi RSHS/FKUP Bandung, dr. Yudi M. Hidayat Sp.O.G.Onk., meski berbahaya, kanker serviks dapat dicegah dan disembuhkan bila dideteksi sedari dini. Pencegahan dilakukan dengan imunisasi. Imunisasi bisa dilakukan pada perempuan yang belum pernah melakukan aktivitas seksual. Sedangkan bagi mereka yang telah melakukan seks harus dideteksi dulu.

Ada dua cara yang dapat dipilih untuk mengetahui kondisi leher rahim perempuan yaitu pap smear dan infeksi visual dengan asam cuka (IVA). "Pap smear adalah metode yang mudah, efektif, dan tidak sakit. Namun, biaya yang ditanggung pasien cukup besar. Bila tidak mampu dapat menggunakan IVA yang memiliki kepekaan dan akirasi mendekati pap smear," ujarnya.

Kasubdin Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Jawa Barat, Fita Rosemary mengatakan, untuk vaksin ada vaksin Human Papiloma Virus (HPV) yang sudah dikenalkan ke tengah masyarakat. "Sayangnya, vaksin HPV sangat mahal sekitar Rp 1,3 juta," ujarnya. Penyuntikkan Vaksin HPV dilakukan tiga kali pada bulan ke 0, ke-2, dan ke-6. (CA-164)***

Tidak ada komentar: